Hari Ini Dalam Sejarah : Bahwa Tank dan Meriam, Perwira Militer Bersama 30rb Pendemo di Istana - Berita Terbaru

Sabtu, 17 Oktober 2020

Hari Ini Dalam Sejarah : Bahwa Tank dan Meriam, Perwira Militer Bersama 30rb Pendemo di Istana



Job.! Demonstrasi besar menuntut dibubarkannya dewan perwakilan sementara terjadi 17/10/1952 atau tepatnya 68 tahun yang lalu, aksi tersebut merupakan bahwa demo rakyat yang didukung oleh TNI AD. mereka menuntut DPRS diganti dengan parlemen baru.

Pada tanggal 17/10/1952  terjadi peristiwa yang cukup menngemparkan. itu pertama kali parlemen diburu massa. kejadian itu hanya selang sehari setelah penerimaan mosi PNI.

Pada dasarnya mosi PNI itu berisi permintaan diadakannya suatu panitia yang harus menyelidiki kemungkinan untuk mengadakan perubahan dalam pimpinan angkatan perang dan kementerian pertahanan. dilapor sebanyak 30.000 perwira militer bersama demonstran melakukan unjuk rasa menuju istana merdeka. 

Dengan berdatangan membawa amarah yang sangat tinggi maka perkakas parlemen pun banyak yang rusak akaibat demontrasi masyarakat tersebut. berberapa anggota parlemen terpaksa dilindungi takut terjadinya hal yang tidak senonoh.

Menteri pertahanan yang diketuai oleh Sultan  Hamengkubuwono IX, sedengkan sebagai staf angkatan perang adalah Mayor Jenderal Simatupang kemudian sebagai kepala staf Angkatan Darat adalah Kolonel Nasution.

Jenderal Nasution mengatakan bahwa perasaan TNI sangat tersinggung karena DPRS mengadakan/melakukan intervensi kepada pimpinan angkatan darat. padahal waktu itu TNI baru saja selesai berperang. 

Ada beberapa Mosi diajukan anggota DPR terkait angkatan perang RI. Mosi TNI juga disebut Mosi Zainal baharudin. 

Dalam hal tersebut Mosi mengusulkan penghapusan posisi kepala saf angkatan perang (KSAP) dan diganti dengan kepala staf gabungan (KSAD, KSAL, dan KSAU). waktu itu KSAP dijabat sebagai Mayor Tahi Bonar Simatupang dan KSAD adalah Kolonel Abdul Haris Nasution. Esoknya Jenma TB Simatupang dan Kolonel AH Nasution dipecat dari jabatan mereka masing-masing.  sejak itu kemulut angkatan darat terjadi.

Nasution dilengserkan dari dinas militer, selanjutnya kolenel TB simatupang dipaksa pensiun dini karena jabatan KSAP dihapus. sebagai langkah kompromi , tokoh netral kolonel bambang sugeng dijadikan KSAD dan kolonel zulkifli lubis, Penentang nasution, sebagai wakil KSAD. 

Untuk menyelesaikan beda pendapat antar pemimpin militer, bulan 2 tahun 1995 diselenggarakan musyawarah di yogyakarta dihadiri 270 perwira AD Se-indonesia; termasuk Nasution yang datang dengan pakaian sipil.

Bambang Sugeng kemudian meletakkan jabatan karena massa tidak mampu melaksanakan piagam yogya, antara lain menyebutkan, bungkarno dan bung hatta sebagai dwi tunggal, sedangkan bung hatta sudah mundur dari jabatan wapres.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar